Tugas
Artikel Dan Jurnal
Nama : Lisnawati
Kelas : 2DF02
NPM
: 54212234
SEBUAH USAHA BATIK
Batik Print
Batik
print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti
kapan mulai dikenal, tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah paling
banyak jika dibanding batik cap apalagi batik tulis.
Teknik
pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan
klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama
dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah
dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah
dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak
melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya,
hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print
merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan
oleh beberapa seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam
seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.
Secara
kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat
permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke
seluruh serat kain, dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik
kain masih terlihat sedikit berwarna putih.
Belakangan
muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print
malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print
malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta
seperti batik print konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain
tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya
Batik Sablon atau Batik Printing adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik
Batik Sablon atau Batik
Printing adalah salah satu jenis hasil proses
produksi batik yang teknis pembuatannya melalui proses sablon manual (seperti
pembuatan spanduk / kaos), atau printing mesin pabrik.
Jika anda pernah melihat teknik pembuatan spanduk, nah batik sablon ini tidak jauh beda dari itu. Cuman bahan warna yang digunakan jelas beda kualitas dan mutunya.
Berbeda dengan batik cap, batik sablon printing ini hanya satu sisi kain mori saja yang mengalami proses pewarnaan. Sehingga warna dari batik sablon printing ini relatif lebih mudah pudar.
Kelebihan
dari batik sablon printing adalah kecepatan dalam produksinya, karena sekali
cetak satu warna hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan hasil sesuai dengan
ukuran plangkan yang digunakan. Selain itu motif batiknya juga bisa lebih
detail. Teknik batik sablon printing umumnya digunakan oleh produsen batik
untuk memenuhi seragam dalam jumlah yang cukup besar, sehingga biayaproduksinya
bisa lebih hemat.
Jika anda pernah melihat teknik pembuatan spanduk, nah batik sablon ini tidak jauh beda dari itu. Cuman bahan warna yang digunakan jelas beda kualitas dan mutunya.
Berbeda dengan batik cap, batik sablon printing ini hanya satu sisi kain mori saja yang mengalami proses pewarnaan. Sehingga warna dari batik sablon printing ini relatif lebih mudah pudar.

Proses pembuatan batik sablon printin adalah
sebagai berikut :
- Siapkan desain dalam ukuran satu bahan, kurang lebih ukuran 2 x 1 meter
- Cetak film desain dalam plankan (plankan yang digunakan untuk batik, pori-porinya lebih besar dibandingkan dengan plankan yang biasa digunakan untuk spanduk atau kaos).
- Jumlah plankan yang dibutuhkan adalah sesuai dengan jumlah warna yang akan digunakan.
- Siapkan kain mori dasar yang akan disablon, dengan posisi kain mori yang kencang.
- Letakkan plankan di atas kain, lalu tuangkan pewarna dan tarik pewarna dari ujung plankan ke ujung plankan lainnya dengan valet.
- Keringkan kain mori yang telah diberikan warna.
- Ulangi langkah di atas, untuk setiap perbedaan warna dan desain.
Ciri-ciri batik sablon printing
adalah :
·
Motif
bisa tidak berulang
·
Desain bisa lebih detail
·
Warna pada kain hanya tebal di salah satu sisi
Pembuatan
Gambar Disain / Trace
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1) Mempersiapkan dan
menggambar motif yang akan digambar dengan menggunakan rapido pada kertas
astralon / mika yang sebelumnya telah diukur dengan millimeter dan diberi kros
untuk mempermudah menggambar sesuai dengan motif yang diinginkan.
2) Melakukan proses kontak film untuk mengubah
gambar positif pada kertas astralon menjadi gambar negatif atau kebalikannya,
serta proses kontak ini bisa digunakan untuk memperbanyak gambar yang akan
dimounting atau digabungkan.
3) Proses mounting, proses ini yaitu proses
penggabungan gambar yang telah diperbanyak pada mesin kontak kemudian
digabungkan dengan menyemprotkan spray mount di kertas astralon sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.
4) Memisahkan warna sesuai banyaknya warna yang
diminta, proses ini dilakukan di atas meja kaca yang di sinari lampu agar motif
dapat dilihat dengan sempurna, pemisahan warna ini caranya menggambar desain
setiap satu warna digambar sendiri-sendiri pada kertas astralon sesuai jumlah
warnanya dengan bantuan kros.
Proses
Auto Film
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
seperti; gunting, kertas film, developer, fixer dan air.
2) Melakukan proses kontak, dengan memadukan
kertas film dan kertas mika yang bermotif pada meja kontak kemudian menyalakan
lampu untuk penyinaran sesuai kebutuhan.
3)
Memasukkan kertas film yang telah dikontak ke balok yang berisi cairan
developer agar kertas film yang telah dikontak dapat timbul gambar negatifnya
(kebalikan dari gambar yang ada di kertas astralon), dengan perbandingan 1
liter developer : 6 liter air.
4)
Kemudian memasukkan kertas film ke balok yang berisi cairan fixer, agar motif
yang dihasilkan menjadi lebih tajam, dengan perbandingan 1 liter fixer : 10
liter air.
5)
Kemudian membilas dengan air hingga bersih, selanjutnya dikeringkan dan siap
untuk proses selanjutnya.
Proses
Afdruk
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1)
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti; plangkan screen, koter,
emulsi (ulano TZO+air), disain gambar kertas astralon.
2)
Mengolesi plangkan screen dengan emulsi (ulano TZO+air) dengan koter, kemudian
didiamkan selama kurang lebih 3 jam.
3) Memasang disain gambar kertas astralon di
atas meja mesin afdruk kemudian
ditumpangi dengan plangkan screen yang telah diolesi emulsi kemudian
ditumpangi dengan bantalan hitam.
4) Menyalakan mesin afdruk yang bisa melakukan
penyinaran karena di dalamnya terdapat 50 lampu masing-masing 40 watt selama
kurang lebih 1,5 menit.
5) Mengambil plangkan screen dan membawa ke
tempat penyemprotan, kemudian menyemprotkan air ke plangkan screen agar emulsi
yang sebelumnya tertutup motif dapat luntur sehingga dapat tertembus air.
6)
Mengeringkan plangkan screen dan siap untuk proses printing.
Proses
Komposisi Warna
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1)Mengamati
desain motif dan mengatur warna yang sesuai dengan karakter motif dan warna
yang sedang trend di pasaran.
2)
Membuat Stock Thickening (pengental).
3)
Menimbang zat warna dan zat bantu sesuai dengan resep, kemudian di mixer agar
tercampur sempurna.
4)
Memasang dan mencap kain sesuai motif pada screen, disesuaikan dengan jumlah
warna yang diinginkan.
5)
Mengeringkan kain dengan pemanas kompor dan melakukan proses steamer selama
kurang lebih 20 menit, dengan suhu 100-102 derajat.
6)
Mencuci kain yang sudah di steam dengan air dingin.
7)
Kemudian kain dicuci dengan air panas dan teepol (sabun) selama kurang lebih 10
menit, teepol berfungsi menghilangkan zat warna dan zat bantu lainnya yang
tidak terpakai.
8)
Hasilnya berupa sampel- sampel warna motif kurang lebih 30 kombinasi berbentuk
kotak-kotak seukuran kurang lebih 5 x 106 cm untuk diajukan ke PT. Danar Hadi
pusat dan biasanya dipiliih 7 komposisi warna untuk diproduksi dalam skala
besar.
Proses
Pembuatan Obat untuk Produksi
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1)
Penentuan warna pada motif sesuai dengan komposisi warna
2)
Menimbang zat warna dan zat bantu lainnya sesuai dengan resep.
3)
Membuat pasta cap dengan mencampurkan semua zat kemudian di mixer hingga
tercampur sempurna.
4)
Hasilnya adalah obat warna yang siap digunakan untuk produks, warna yang sudah
digunakan dalam proses produksi diarsipkan pada buku besar untuk merekap
pengelluaran biaya penggunaan pasta warna.
Proses Persiapan Barang (Gudang Bahan Kain)
1) Menerima kain yang datang dari pemasok dan memisahkan kain yang diperlukan di proses grounding (pemberian warna dasar) terlebih dahulu lalu disiapkan untuk diproses print.
1) Menerima kain yang datang dari pemasok dan memisahkan kain yang diperlukan di proses grounding (pemberian warna dasar) terlebih dahulu lalu disiapkan untuk diproses print.
2) Mengukur kain dalam satuan meter sesuai
kebutuhan untuk diproses print (baik kain
putih yang akan di grounding maupun kain yang sudah di grounding).
3) Mempersiapkan kain tersebut untuk siap
diproses, 1 peaces biasanya 35 -40 meter, tergantung pajang meja rakel.
Proses
Pewarnaan Kain (grounding)
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1)
Mengambil kain yang akan diberi warna dasar (grounding) dari gudang bahan kain.
2) Menjahit kain agar prosesnya lanjut (tidak
berhenti).
3) Memasukkan obat warna ke mesin grounding
sesuai dengan warna dasar kain yang
diinginkan.
4) Menyalakan mesin dan mulai memasukkan
kain yang ingin digrounding.
5) Membawa kain yang sudah digrounding ke
gudang bahan baku.
Proses Printing
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1)
Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti; plangkan screen, rakel
dan obat warna.
2)
Melakukan penyetelan motif pada meja sesuai dengan lebar dari desain motif yang
ada pada plangkan screen.
3)
Mengambil kain yang sudah diberi warna dasar (grounding) dari gudang, kemudian
memasangnya pada meja rakel dengan rapi dan rata.
4)
Mengambil obat dan menuangkannya pada plangkan screen, kemudian mulai merakel.
5)Proses
merakel dilakukan beberapa kali, disesuaikan dengan jumlah warna yang ada di
desain motif.
6)Melakukan
pengeringan awal dengan menggunakan kompor yang didorong manual, kemudian
ditarih pada gantungan untuk diangin-anginkan.
7)Menggulung
kain, kemudian membawa kain yang sudah diprint ke mesin curing.
Proses Pengeringan (Curing)
1)Mengambil kain yang telah selesai di printing untuk dikeringkan dan dimasukkan ke mesin curing dengan tujuan untuk pengeringan yang lebih sempurna, dengan mengunakan suhu 120 derajat.
1)Mengambil kain yang telah selesai di printing untuk dikeringkan dan dimasukkan ke mesin curing dengan tujuan untuk pengeringan yang lebih sempurna, dengan mengunakan suhu 120 derajat.
2)Melipat
kain yang telah selesai dicuring, kemudian dibawa ke gudang bahan jadi untuk
diproses steam, proses steam ini ada yang dilakukan di dalam perusahaan ada
yang diluar, yang di luar dilakukan di PT. Kusumahadi Santosa.
Proses
steam
Langkah kerja :
Langkah kerja :
1)Menggulung kain yang akan disteam, biasanya
kain yang di steam disini jenis kain sutra.
2) Memasukkan kain yang telah digulung kedalam
drum yang suhunya 100 derajat kurang lebih 10-15 menit, tujuannya agar zat
warna terikat atau merasap pada kain sehingga tidak luntur.
3) Mengambil kain yang sudah disteam,
kemudian dicuci dengan air dingin.
4) Memasukkan kain ke dalam air panas
dengan menggunakan obet (teepol + netzer) kurang lebih 10-15 menit, agar zat
pembantu yang tidak terpakai hilang.
5) Mengambil kain yang sudah direndam
kemudian dibilas dengan air dingin, kemdian dikeringkan di tempat penjemuran.
Proses Penyimpanan Sementara
Langkah Kerja :
Langkah Kerja :
1)Menyeleksi, mengelompokkan, memeriksa kain
setelah proses printing untuk di finish sendiri atau dibawa ke luar, finish di
luar biasanya dilakukan di PT. Kusumahadi Santosa.
2)Memisahkan kain yang cacat dan tidak, dan
mengirim kain tidak cacat (kualitas bagus) ke kantor pusat dan menyimpan kain
cacat untuk dikirim pada akhir tahun atau bulan lebaran, sebagai barang jelek.
JURNAL USAHA BATIK PRINTING
A.Latar Belakang
Tantangan berat dalam pengembangan dalam era
perdagangan bebas dan persaingan global saat ini
adalah persaingan bisnis yang
semakin ketat. Ketatnya kompetisi di dunia usaha juga dirasakan oleh batik di
tanah air.Beberapa tahun terakhir, tekstil bermotif batik (batik printing)
dari sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura,Afrika Selatan dan
Polandia membanjiri Indonesia, dan menyebabkan
batik
tradisional yang memproduksi
batik tulis dan batik cap menghadapi kendala baik dari segi produksi maupun
dari segi pemasaran. Hal ini
terjadi karena, batik printing dengan teknologi yang canggih dapat diproduksi
secara massal dan cepat, dengan harganya relatif lebih murah sehingga lebih
banyak diminati oleh konsumen,
khususnya kelas menengah ke
bawah
Intensitas kompetisi dalam
industri ini ,mengharuskan batik di
tanah air untuk memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan agar dapat
dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Keunggulan bersaing berkelanjutan
merupakan nilai (value) yang mampu diciptakan oleh batik untuk konsumennya secara terus menerus.
Dengan keunggulan bersaing yang dimiliki, batik di Indonesia diharapkan dapat
menghasilkan produk batik yang lebih baik dibandingkan dengan
pesaing . Keunggulan bersaing dapat diraih melalui kompetensi
inti yang dimiliki oleh masyarakat .
Kompetensi inti adalah suatu kumpulan yang terintegrasi dari
serangkaian keahlian dan teknologi yang merupakan akumulasi dari
pembelajaran yang akan bermanfaat bagi
keberhasilan bersaing suatu
bisnis (Praharald,1990). Kompetensi inti dapat bersumber dari tangible dan
intangible resources yang membuat organisasi itu unik. Agar kompetensi
inti dapat menjadi dasar bagi keunggulan bersaing yang berkelanjutan, beberapa
kriteria berikut harus dapat dipenuhi, yaitu ; 1) Kompetensi inti berhubungan
dengan aktivitas atau proses yang mendasari value dari produk atau servis yang
dihasilkan organisasi. 2) Kompetensi inti merupakan performance yang jauh lebih
baik dari pesaing. 3). Kompetensi inti sulit ditiru pesaing (Rianna, 1997).
Secara umum, batik Indonesia memiliki keungulan bersaing dari segi kualitas,
serta beragamnya desain dan motif batik. Kompetensi inti yang dimiliki oleh
perajin batik di Indonesia, yang hingga saat ini masih sulit disaingi oleh
karya batik dari negara lain adalah kerajinan batik Indonesia lebih berorintasi
pada jenis batik tulis dan cap (hand made)
Batik Printing adalah satu diantara beragam batik
yang ada di Indonesia. Dalam perkembangannya, batik printing menghadapi
ketatnya persaingan dengan batikbatik lain yang lebih dikenal oleh masyarakat,
seperti batik Solo, batik
Jogja, batik Pekalongan dan batik Banyumas. Secara umum, batik Printing
mempunyai daya saing yang lebih rendah dibanding dengan batik-batik tersebut.
ISI Materi
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi diperoleh
informasi bahwa jumlah pengrajin batik yang masih bertahan hingga saat ini
kurang lebih sebanyak 400 orang pengrajin. Mereka tersebar di beberapa sentra
batik, seperti di Kecamatan Bobotsari, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan
kalimanah, kecamatan Kemangkon dan Kecamatan Karangmoncol. Perkiraan omzet batik
per tahun adalah berkisarRp 4.595.200.000 sampai dengan Rp 9.280.000.000.
Produk yang dihasilkan diantaranya adalah kain batik, sinjang, dan taplak
meja.Mayoritas pengrajin batik masih menjalankan usahanya secara tradisional.
Kendala umum yang dihadapi oleh para
pengrajin adalah kendala pemasaran. Hal ini
diperberat dengan semakin banyaknya batik
printing dengan ha rga murah yang beredar di pasar.
MASALAH
1.
Bagaimanakah
profil batik Printing yang meliputi
jumlah, lokasi,kapisitas produksi ,jenis
produk, jumlah tenaga kerja, bahan baku dan sarana produksi
2.
Kompetensi inti apakah yang dimiliki oleh
batik printing yang dapat menjadi dasar bagi keunggulan bersaing batik
berkelanjutan
PEMBAHASAN
1) Mempersiapkan dan
menggambar motif yang akan digambar dengan menggunakan rapido pada kertas
astralon / mika yang sebelumnya telah diukur dengan millimeter dan diberi kros
untuk mempermudah menggambar sesuai dengan motif yang diinginkan.
2) Melakukan proses kontak film untuk mengubah
gambar positif pada kertas astralon menjadi gambar negatif atau kebalikannya,
serta proses kontak ini bisa digunakan untuk memperbanyak gambar yang akan
dimounting atau digabungkan.
3) Proses mounting, proses ini yaitu proses
penggabungan gambar yang telah diperbanyak pada mesin kontak kemudian
digabungkan dengan menyemprotkan spray mount di kertas astralon sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.
4) Memisahkan warna sesuai banyaknya warna yang
diminta, proses ini dilakukan di atas meja kaca yang di sinari lampu agar motif
dapat dilihat dengan sempurna, pemisahan warna ini caranya menggambar desain
setiap satu warna digambar sendiri-sendiri pada kertas astralon sesuai jumlah
warnanya dengan bantuan kros.
5) Mengambil plangkan screen dan membawa ke
tempat penyemprotan, kemudian menyemprotkan air ke plangkan screen agar emulsi
yang sebelumnya tertutup motif dapat luntur sehingga dapat tertembus air.
6)
Mengeringkan plangkan screen dan siap untuk proses printing.
Kesimpulan
1.
Profil batik printing secara umum adalah memiliki
jumlah pengrajin batik kurang lebih sebanyak 400 orang pengrajin yang tersebar
di beberapa sentra batik, yaitu di Kecamatan Bobotsari, Kecamatan Bojongsari,
Kecamatan Kalimanah, Kecamatan Kemangkon dan Kecamatan Karangmoncol. Perkiraan
omzet batik per tahun adalah berkisar Rp 4.595.200.000 sampai dengan Rp
9.280.000.000. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah kain batik, sinjang,
dan taplak meja.Mayoritas pengrajin batik masih menjalankan usahanya secara
tradisional.
2. Berdasarkan analisis rantai nilai, kompetensi
inti yang dapat menjadi dasar bagi keunggulan bersaing batik printing lainnya adalah kemampuan para
pengrajin pembuatan batik printing khususnya keluwesan pembatik pada tahap
pencanting batik printing.