Sabtu, 16 November 2013

Tugas Softkill ke 3 Artikel Sebuah Perusahan Kecil Dan Jurnal



                                      Tugas Artikel Dan Jurnal
Nama : Lisnawati
      Kelas : 2DF02
NPM   : 54212234

SEBUAH USAHA BATIK
Batik Print
Batik print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti kapan mulai dikenal, tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah paling banyak jika dibanding batik cap apalagi batik tulis.
Teknik pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya, hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.
Secara kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke seluruh serat kain, dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih terlihat sedikit berwarna putih.
Belakangan muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya

Batik Sablon atau Batik Printing adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik

Batik Sablon atau Batik Printing adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang teknis pembuatannya melalui proses sablon manual (seperti pembuatan spanduk / kaos), atau printing mesin pabrik.

Jika anda pernah melihat teknik pembuatan spanduk, nah batik sablon ini tidak jauh beda dari itu. Cuman bahan warna yang digunakan jelas beda kualitas dan mutunya.

Berbeda dengan batik cap, batik sablon printing ini hanya satu sisi kain mori saja yang mengalami proses pewarnaan. Sehingga warna dari batik sablon printing ini relatif lebih mudah pudar.

http://duwur.com/gambar/batik_sablon.JPGKelebihan dari batik sablon printing adalah kecepatan dalam produksinya, karena sekali cetak satu warna hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan hasil sesuai dengan ukuran plangkan yang digunakan. Selain itu motif batiknya juga bisa lebih detail. Teknik batik sablon printing umumnya digunakan oleh produsen batik untuk memenuhi seragam dalam jumlah yang cukup besar, sehingga biayaproduksinya bisa lebih hemat. 
Proses pembuatan batik sablon printin adalah sebagai berikut :
  • Siapkan desain dalam ukuran satu bahan, kurang lebih ukuran 2 x 1 meter
  • Cetak film desain dalam plankan (plankan yang digunakan untuk batik, pori-porinya lebih besar dibandingkan dengan plankan yang biasa digunakan untuk spanduk atau kaos).
  • Jumlah plankan yang dibutuhkan adalah sesuai dengan jumlah warna yang akan digunakan.
  • Siapkan kain mori dasar yang akan disablon, dengan posisi kain mori yang kencang.
  • Letakkan plankan di atas kain, lalu tuangkan pewarna dan tarik pewarna dari ujung plankan ke ujung plankan lainnya dengan valet.
  • Keringkan kain mori yang telah diberikan warna.
  • Ulangi langkah di atas, untuk setiap perbedaan warna dan desain.
Ciri-ciri batik sablon printing adalah :
·         Motif bisa tidak berulang
·        Desain bisa lebih detail
·        Warna pada kain hanya tebal di salah satu sisi

Pembuatan Gambar Disain / Trace
Langkah Kerja :
1) Mempersiapkan dan menggambar motif yang akan digambar dengan menggunakan rapido pada kertas astralon / mika yang sebelumnya telah diukur dengan millimeter dan diberi kros untuk mempermudah menggambar sesuai dengan motif yang diinginkan.
2) Melakukan proses kontak film untuk mengubah gambar positif pada kertas astralon menjadi gambar negatif atau kebalikannya, serta proses kontak ini bisa digunakan untuk memperbanyak gambar yang akan dimounting atau digabungkan.
3) Proses mounting, proses ini yaitu proses penggabungan gambar yang telah diperbanyak pada mesin kontak kemudian digabungkan dengan menyemprotkan spray mount di kertas astralon sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
4) Memisahkan warna sesuai banyaknya warna yang diminta, proses ini dilakukan di atas meja kaca yang di sinari lampu agar motif dapat dilihat dengan sempurna, pemisahan warna ini caranya menggambar desain setiap satu warna digambar sendiri-sendiri pada kertas astralon sesuai jumlah warnanya dengan bantuan kros.
Proses Auto Film
Langkah Kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti; gunting, kertas film, developer, fixer dan air.
2) Melakukan proses kontak, dengan memadukan kertas film dan kertas mika yang bermotif pada meja kontak kemudian menyalakan lampu untuk penyinaran sesuai kebutuhan.
3) Memasukkan kertas film yang telah dikontak ke balok yang berisi cairan developer agar kertas film yang telah dikontak dapat timbul gambar negatifnya (kebalikan dari gambar yang ada di kertas astralon), dengan perbandingan 1 liter developer : 6 liter air.
4) Kemudian memasukkan kertas film ke balok yang berisi cairan fixer, agar motif yang dihasilkan menjadi lebih tajam, dengan perbandingan 1 liter fixer : 10 liter air.
5) Kemudian membilas dengan air hingga bersih, selanjutnya dikeringkan dan siap untuk proses selanjutnya.

Proses Afdruk
Langkah Kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti; plangkan screen, koter, emulsi (ulano TZO+air), disain gambar kertas astralon.
2) Mengolesi plangkan screen dengan emulsi (ulano TZO+air) dengan koter, kemudian didiamkan selama kurang lebih 3 jam.
3) Memasang disain gambar kertas astralon di atas meja mesin afdruk kemudian           ditumpangi dengan plangkan screen yang telah diolesi emulsi kemudian ditumpangi dengan bantalan hitam.
4) Menyalakan mesin afdruk yang bisa melakukan penyinaran karena di dalamnya terdapat 50 lampu masing-masing 40 watt selama kurang lebih 1,5 menit.
5) Mengambil plangkan screen dan membawa ke tempat penyemprotan, kemudian menyemprotkan air ke plangkan screen agar emulsi yang sebelumnya tertutup motif dapat luntur sehingga dapat tertembus air.
6) Mengeringkan plangkan screen dan siap untuk proses printing.
Proses Komposisi Warna
Langkah Kerja :
1)Mengamati desain motif dan mengatur warna yang sesuai dengan karakter motif dan warna yang sedang trend di pasaran.
2) Membuat Stock Thickening (pengental).
3) Menimbang zat warna dan zat bantu sesuai dengan resep, kemudian di mixer agar tercampur sempurna.
4) Memasang dan mencap kain sesuai motif pada screen, disesuaikan dengan jumlah warna yang diinginkan.
5) Mengeringkan kain dengan pemanas kompor dan melakukan proses steamer selama kurang lebih 20 menit, dengan suhu 100-102 derajat.
6) Mencuci kain yang sudah di steam dengan air dingin.
7) Kemudian kain dicuci dengan air panas dan teepol (sabun) selama kurang lebih 10 menit, teepol berfungsi menghilangkan zat warna dan zat bantu lainnya yang tidak terpakai.
8) Hasilnya berupa sampel- sampel warna motif kurang lebih 30 kombinasi berbentuk kotak-kotak seukuran kurang lebih 5 x 106 cm untuk diajukan ke PT. Danar Hadi pusat dan biasanya dipiliih 7 komposisi warna untuk diproduksi dalam skala besar.

Proses Pembuatan Obat untuk Produksi
Langkah Kerja :
1) Penentuan warna pada motif sesuai dengan komposisi warna
2) Menimbang zat warna dan zat bantu lainnya sesuai dengan resep.
3) Membuat pasta cap dengan mencampurkan semua zat kemudian di mixer hingga tercampur sempurna.
4) Hasilnya adalah obat warna yang siap digunakan untuk produks, warna yang sudah digunakan dalam proses produksi diarsipkan pada buku besar untuk merekap pengelluaran biaya penggunaan pasta warna.
Proses Persiapan Barang (Gudang Bahan Kain)
1) Menerima kain yang datang dari pemasok dan memisahkan kain yang diperlukan di proses grounding (pemberian warna dasar) terlebih dahulu lalu disiapkan untuk diproses print.
2) Mengukur kain dalam satuan meter sesuai kebutuhan untuk diproses print (baik kain    putih yang akan di grounding maupun kain yang sudah di grounding).
3) Mempersiapkan kain tersebut untuk siap diproses, 1 peaces biasanya 35 -40 meter, tergantung pajang meja rakel.
Proses Pewarnaan Kain (grounding)
Langkah Kerja :
 1) Mengambil kain yang akan diberi warna dasar (grounding) dari gudang bahan kain.
2) Menjahit kain agar prosesnya lanjut (tidak berhenti).
3) Memasukkan obat warna ke mesin grounding sesuai dengan warna dasar kain yang   diinginkan.
      4) Menyalakan mesin dan mulai memasukkan kain yang ingin digrounding.
     5) Membawa kain yang sudah digrounding ke gudang bahan baku.
Proses Printing          
Langkah Kerja :
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti; plangkan screen, rakel dan obat warna.
2) Melakukan penyetelan motif pada meja sesuai dengan lebar dari desain motif yang ada pada plangkan screen.
3) Mengambil kain yang sudah diberi warna dasar (grounding) dari gudang, kemudian memasangnya pada meja rakel dengan rapi dan rata.
4) Mengambil obat dan menuangkannya pada plangkan screen, kemudian mulai merakel.
5)Proses merakel dilakukan beberapa kali, disesuaikan dengan jumlah warna yang ada di desain motif.
6)Melakukan pengeringan awal dengan menggunakan kompor yang didorong manual, kemudian ditarih pada gantungan untuk diangin-anginkan.
7)Menggulung kain, kemudian membawa kain yang sudah diprint ke mesin curing.
               
Proses Pengeringan (Curing)
1)Mengambil kain yang telah selesai di printing untuk dikeringkan dan dimasukkan ke mesin curing dengan tujuan untuk pengeringan yang lebih sempurna, dengan mengunakan suhu 120 derajat.
2)Melipat kain yang telah selesai dicuring, kemudian dibawa ke gudang bahan jadi untuk diproses steam, proses steam ini ada yang dilakukan di dalam perusahaan ada yang diluar, yang di luar dilakukan di PT. Kusumahadi Santosa.

Proses steam
Langkah kerja :
1)Menggulung kain yang akan disteam, biasanya kain yang di steam disini jenis kain sutra.               
2) Memasukkan kain yang telah digulung kedalam drum yang suhunya 100 derajat kurang lebih 10-15 menit, tujuannya agar zat warna terikat atau merasap pada kain sehingga tidak luntur.
      3) Mengambil kain yang sudah disteam, kemudian dicuci dengan air dingin.
     4) Memasukkan kain ke dalam air panas dengan menggunakan obet (teepol + netzer) kurang lebih 10-15 menit, agar zat pembantu yang tidak terpakai hilang.
    5) Mengambil kain yang sudah direndam kemudian dibilas dengan air dingin, kemdian dikeringkan di tempat penjemuran.
      Proses Penyimpanan Sementara
      Langkah Kerja :
  1)Menyeleksi, mengelompokkan, memeriksa kain setelah proses printing untuk di finish sendiri atau dibawa ke luar, finish di luar biasanya dilakukan di PT. Kusumahadi Santosa.
  2)Memisahkan kain yang cacat dan tidak, dan mengirim kain tidak cacat (kualitas bagus) ke kantor pusat dan menyimpan kain cacat untuk dikirim pada akhir tahun atau bulan lebaran, sebagai barang jelek.


JURNAL USAHA BATIK PRINTING
A.Latar Belakang
Tantangan berat dalam pengembangan  dalam era perdagangan bebas dan persaingan global saat ini
adalah persaingan bisnis yang semakin ketat. Ketatnya kompetisi di dunia usaha juga dirasakan oleh batik di tanah air.Beberapa tahun terakhir, tekstil bermotif batik (batik printing) dari sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura,Afrika Selatan dan Polandia membanjiri Indonesia, dan menyebabkan  batik
tradisional yang memproduksi batik tulis dan batik cap menghadapi kendala baik dari segi produksi maupun
dari segi pemasaran. Hal ini terjadi karena, batik printing dengan teknologi yang canggih dapat diproduksi secara massal dan cepat, dengan harganya relatif lebih murah sehingga lebih banyak diminati oleh konsumen,
khususnya kelas menengah ke bawah
Intensitas kompetisi dalam industri ini ,mengharuskan  batik di tanah air untuk memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan agar dapat dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan nilai (value) yang mampu diciptakan oleh  batik untuk konsumennya secara terus menerus. Dengan keunggulan bersaing yang dimiliki,  batik di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan produk batik yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing . Keunggulan bersaing dapat diraih melalui kompetensi inti yang dimiliki oleh  masyarakat . Kompetensi inti adalah suatu kumpulan yang terintegrasi dari serangkaian keahlian dan teknologi yang merupakan akumulasi dari pembelajaran yang akan bermanfaat bagi
keberhasilan bersaing suatu bisnis (Praharald,1990). Kompetensi inti dapat bersumber dari tangible dan intangible resources yang membuat organisasi itu unik. Agar kompetensi inti dapat menjadi dasar bagi keunggulan bersaing yang berkelanjutan, beberapa kriteria berikut harus dapat dipenuhi, yaitu ; 1) Kompetensi inti berhubungan dengan aktivitas atau proses yang mendasari value dari produk atau servis yang dihasilkan organisasi. 2) Kompetensi inti merupakan performance yang jauh lebih baik dari pesaing. 3). Kompetensi inti sulit ditiru pesaing (Rianna, 1997). Secara umum, batik Indonesia memiliki keungulan bersaing dari segi kualitas, serta beragamnya desain dan motif batik. Kompetensi inti yang dimiliki oleh perajin batik di Indonesia, yang hingga saat ini masih sulit disaingi oleh karya batik dari negara lain adalah kerajinan batik Indonesia lebih berorintasi pada jenis batik tulis dan cap (hand made)
Batik  Printing adalah satu diantara beragam batik yang ada di Indonesia. Dalam perkembangannya, batik printing menghadapi ketatnya persaingan dengan batikbatik lain yang lebih dikenal oleh masyarakat,
seperti batik Solo, batik Jogja, batik Pekalongan dan batik Banyumas. Secara umum, batik Printing mempunyai daya saing yang lebih rendah dibanding dengan batik-batik tersebut.

ISI Materi
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi  diperoleh informasi bahwa jumlah pengrajin batik yang masih bertahan hingga saat ini kurang lebih sebanyak 400 orang pengrajin. Mereka tersebar di beberapa sentra batik, seperti di Kecamatan Bobotsari, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan kalimanah, kecamatan Kemangkon dan Kecamatan Karangmoncol. Perkiraan omzet batik per tahun adalah berkisarRp 4.595.200.000 sampai dengan Rp 9.280.000.000. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah kain batik, sinjang, dan taplak meja.Mayoritas pengrajin batik masih menjalankan usahanya secara tradisional.
Kendala umum yang dihadapi oleh para pengrajin adalah kendala pemasaran. Hal ini
diperberat dengan semakin banyaknya batik printing dengan ha rga murah yang beredar di pasar.

MASALAH
1.      Bagaimanakah profil  batik Printing yang meliputi jumlah, lokasi,kapisitas produksi ,jenis  produk, jumlah tenaga kerja, bahan baku dan sarana produksi
2.       Kompetensi inti apakah yang dimiliki oleh batik printing yang dapat menjadi dasar bagi keunggulan bersaing batik berkelanjutan

PEMBAHASAN
1) Mempersiapkan dan menggambar motif yang akan digambar dengan menggunakan rapido pada kertas astralon / mika yang sebelumnya telah diukur dengan millimeter dan diberi kros untuk mempermudah menggambar sesuai dengan motif yang diinginkan.
2) Melakukan proses kontak film untuk mengubah gambar positif pada kertas astralon menjadi gambar negatif atau kebalikannya, serta proses kontak ini bisa digunakan untuk memperbanyak gambar yang akan dimounting atau digabungkan.
3) Proses mounting, proses ini yaitu proses penggabungan gambar yang telah diperbanyak pada mesin kontak kemudian digabungkan dengan menyemprotkan spray mount di kertas astralon sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
4) Memisahkan warna sesuai banyaknya warna yang diminta, proses ini dilakukan di atas meja kaca yang di sinari lampu agar motif dapat dilihat dengan sempurna, pemisahan warna ini caranya menggambar desain setiap satu warna digambar sendiri-sendiri pada kertas astralon sesuai jumlah warnanya dengan bantuan kros.
5) Mengambil plangkan screen dan membawa ke tempat penyemprotan, kemudian menyemprotkan air ke plangkan screen agar emulsi yang sebelumnya tertutup motif dapat luntur sehingga dapat tertembus air.
6) Mengeringkan plangkan screen dan siap untuk proses printing.
Kesimpulan
1.      Profil  batik printing secara umum adalah memiliki jumlah pengrajin batik kurang lebih sebanyak 400 orang pengrajin yang tersebar di beberapa sentra batik, yaitu di Kecamatan Bobotsari, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Kalimanah, Kecamatan Kemangkon dan Kecamatan Karangmoncol. Perkiraan omzet batik per tahun adalah berkisar Rp 4.595.200.000 sampai dengan Rp 9.280.000.000. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah kain batik, sinjang, dan taplak meja.Mayoritas pengrajin batik masih menjalankan usahanya secara tradisional.
2. Berdasarkan analisis rantai nilai, kompetensi inti yang dapat menjadi dasar bagi keunggulan bersaing  batik printing lainnya adalah kemampuan para pengrajin pembuatan batik printing khususnya keluwesan pembatik pada tahap pencanting batik printing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar